Kamis, 08 Desember 2011

Matematika relasi,himpunan dan komplement


DAFTAR ISI


BAB1 RELASI
A.  Relasi dan Sifatnya.......................................................1
B.   Operasi relasi................................................................3
C.   Sifat relasi.....................................................................5
D.  Resperentasi relasi........................................................8
E.   Relasi ekivalen.............................................................12
F.    Kelas Ekivalen dan partisi...........................................13
G.  Relasi terurut parsial,diagram hasse............................15
BAB2 HIMPUNAN
A.  Himpunan....................................................................21
B.   Relasi antar himpunan.................................................23
C.   Kardinalitas.................................................................25
D.  Fungsi karakteristik.....................................................26
BAB3 PELUANG KOMPLEMET
A.  Peluang komplement.................................................. 27
B.   Peluang suatu kejadian majemuk................................27
C.   Daftar pustaka............................................................30






2.HIMPUNAN
Dalam matematika, himpunan adalah segala koleksi benda-benda tertentu yang dianggap sebagai satu kesatuan. Walaupun hal ini merupakan ide yang sederhana, tidak salah jika himpunan merupakan salah satu konsep penting dan mendasar dalam matematika modern, dan karenanya, studi mengenai struktur kemungkinan himpunan dan teori himpunan, sangatlah berguna.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/6/6d/Venn_A_intersect_B.svg/220px-Venn_A_intersect_B.svg.png
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Irisan dari dua himpunan yang dinyatakan dengan diagram Venn
Teori himpunan, yang baru diciptakan pada akhir abad ke-19, sekarang merupakan bagian yang tersebar dalam pendidikan matematika yang mulai diperkenalkan bahkan sejak tingkat sekolah dasar. Teori ini merupakan bahasa untuk menjelaskan matematika modern. Teori himpunan dapat dianggap sebagai dasar yang membangun hampir semua aspek dari matematika dan merupakan sumber dari mana semua matematika diturunkan.
Notasi Himpunan
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/b5/Amino_Acids_Venn_Diagram.png/220px-Amino_Acids_Venn_Diagram.png
http://bits.wikimedia.org/skins-1.5/common/images/magnify-clip.png
Hubungan di antara 8 buah set dengan menggunakan diagram Venn
Biasanya, nama himpunan ditulis menggunakan huruf besar, misalnya S, A, atau B, sementara elemen himpunan ditulis menggunakan huruf kecil (a, c, z). Cara penulisan ini adalah yang umum dipakai, tetapi tidak membatasi bahwa setiap himpunan harus ditulis dengan cara seperti itu. Tabel di bawah ini menunjukkan format penulisan himpunan yang umum dipakai.

Notasi
Contoh
Himpunan
Huruf besar
S
Elemen himpunan
Huruf kecil (jika merupakan huruf)
a
Kelas
Huruf tulisan tangan
\mathcal{C}
Himpunan-himpunan bilangan yang cukup dikenal, seperti bilangan kompleks, riil, bulat, dan sebagainya, menggunakan notasi yang khusus.
Bilangan
Asli
Bulat
Rasional
Riil
Kompleks
Notasi
\mathbb{N}
\mathbb{Z}
\mathbb{Q}
\mathbb{R}
\mathbb{C}
Simbol-simbol khusus yang dipakai dalam teori himpunan adalah:
Simbol
Arti
{} atau \varnothing
Himpunan kosong
\cup
Operasi gabungan dua himpunan
\cap
Operasi irisan dua himpunan
\subseteq, \subset, \supseteq, \supset
Subhimpunan, Subhimpunan sejati, Superhimpunan, Superhimpunan sejati
AC
Komplemen
\mathcal{P}(A)
Himpunan kuasa
Himpunan dapat didefinisikan dengan dua cara, yaitu:
  • Enumerasi, yaitu mendaftarkan semua anggota himpunan. Jika terlampau banyak tetapi mengikuti pola tertentu, dapat digunakan elipsis (...).
B = \{ apel,\,jeruk,\,mangga,\,pisang\}
A = \{ a,\,b,\,c,\,...,\,y,\,z\}
\mathbb{N} = \{1,\,2,\,3,\,4,\,...\}
  • Pembangun himpunan, tidak dengan mendaftar, tetapi dengan mendeskripsikan sifat-sifat yang harus dipenuhi oleh setiap elemen himpuan tersebut.
O = \{ u\, |\, u \mbox{ adalah bilangan ganjil} \}
E = \{ x\, |\, x \in \mathbb{Z} \and (x \mbox{ mod } 2 = 0)\}
P = \{ p\, |\, p \mbox{ adalah orang yang pernah menjabat sebagai Presiden RI} \}
Notasi pembangun himpunan dapat menimbulkan berbagai paradoks, contohnya adalah himpunan berikut:
A = \{ x\, |\, x \notin A\}
Himpunan A tidak mungkin ada, karena jika A ada, berarti harus mengandung anggota yang bukan merupakan anggotanya. Namun jika bukan anggotanya, lalu bagaimana mungkin A bisa mengandung anggota tersebut.
Himpunan kosong
Himpunan {apel, jeruk, mangga, pisang} memiliki anggota-anggota apel, jeruk, mangga, dan pisang. Himpunan lain, semisal {5, 6} memiliki dua anggota, yaitu bilangan 5 dan 6. Kita boleh mendefinisikan sebuah himpunan yang tidak memiliki anggota apa pun. Himpunan ini disebut sebagai himpunan kosong.
Himpunan kosong tidak memiliki anggota apa pun, ditulis sebagai:
\varnothing = \{ \, \}
Relasi antar himpunan
Subhimpunan
Dari suatu himpunan, misalnya A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, dapat dibuat himpunan-himpunan lain yang elemen-elemennya adalah diambil dari himpunan tersebut.
  • {apel, jeruk}
  • {jeruk, pisang}
  • {apel, mangga, pisang}
Ketiga himpunan di atas memiliki sifat umum, yaitu setiap anggota himpunan itu adalah juga anggota himpunan A. Himpunan-himpunan ini disebut sebagai subhimpunan atau himpunan bagian dari A. Jadi dapat dirumuskan:
B adalah himpunan bagian dari A jika setiap elemen B juga terdapat dalam A.
 B \subseteq A \equiv \forall_x \, x \in B \rightarrow x \in A
Kalimat di atas tetap benar untuk B himpunan kosong. Maka \varnothingjuga subhimpunan dari A.
Untuk sembarang himpunan A,
\varnothing \subseteq A
Definisi di atas juga mencakup kemungkinan bahwa himpunan bagian dari A adalah A sendiri.
Untuk sembarang himpunan A,
A \subseteq A
Istilah subhimpunan dari A biasanya berarti mencakup A sebagai subhimpunannya sendiri. Kadang-kadang istilah ini juga dipakai untuk menyebut himpunan bagian dari A, tetapi bukan A sendiri. Pengertian mana yang digunakan biasanya jelas dari konteksnya.
Subhimpunan sejati dari A menunjuk pada subhimpunan dari A, tetapi tidak mencakup A sendiri.
B \subset A \equiv B \subseteq A \wedge B \neq A
Superhimpunan
Kebalikan dari subhimpunan adalah superhimpunan, yaitu himpunan yang lebih besar yang mencakup himpunan tersebut.
A \supseteq B \equiv B \subseteq A
Kesamaan dua himpunan
Himpunan A dan B disebut sama, jika setiap anggota A adalah anggota B, dan sebaliknya, setiap anggota B adalah anggota A.
A = B \equiv \forall_x\; x \in A \leftrightarrow x \in B
atau
A = B \equiv A \subseteq B \wedge B \subseteq A
Definisi di atas sangat berguna untuk membuktikan bahwa dua himpunan A dan B adalah sama. Pertama, buktikan dahulu A adalah subhimpunan B, kemudian buktikan bahwa B adalah subhimpunan A.
Himpunan Kuasa
Himpunan kuasa atau himpunan pangkat (power set) dari A adalah himpunan yang terdiri dari seluruh himpunan bagian dari A. Notasinya adalah \mathcal{P}(A).
Jika A = {apel, jeruk, mangga, pisang}, maka \mathcal{P}(A):
 { { },
   {apel}, {jeruk}, {mangga}, {pisang},
   {apel, jeruk}, {apel, mangga}, {apel, pisang},
   {jeruk, mangga}, {jeruk, pisang}, {mangga, pisang},
   {apel, jeruk, mangga}, {apel, jeruk, pisang}, {apel, mangga, pisang}, {jeruk, mangga, pisang},
   {apel, jeruk, mangga, pisang} }
Banyaknya anggota yang terkandung dalam himpunan kuasa dari A adalah 2 pangkat banyaknya anggota A.
|\mathcal{P}(A)| = 2^{|A|}
Kelas
Suatu himpunan disebut sebagai kelas, atau keluarga himpunan jika himpunan tersebut terdiri dari himpunan-himpunan. Himpunan A = \{ \{a,\,b\},\, \{c,\,d,\,e,\,f\},\,\{a,\,c\},\,\{,\}\}adalah sebuah keluarga himpunan. Perhatikan bahwa untuk sembarang himpunan A, maka himpunan kuasanya, \mathcal{P}(A)adalah sebuah keluarga himpunan.
Contoh berikut, P = \{ \{a,\,b\}, c\}bukanlah sebuah kelas, karena mengandung elemen c yang bukan himpunan.
Kardinalitas
Kardinalitas dari sebuah himpunan dapat dimengerti sebagai ukuran banyaknya elemen yang dikandung oleh himpunan tersebut. Banyaknya elemen himpunan {apel,jeruk,mangga,pisang} adalah 4. Himpunan {p,q,r,s} juga memiliki elemen sejumlah 4. Berarti kedua himpunan tersebut ekivalen satu sama lain, atau dikatakan memiliki kardinalitas yang sama.
Dua buah himpunan A dan B memiliki kardinalitas yang sama, jika terdapat fungsi korespondensi satu-satu yang memetakan A pada B. Karena dengan mudah kita membuat fungsi \{(apel,\,p),\,(jeruk,\,q),\,(mangga,\,r),\,(pisang,\,s)\}yang memetakan satu-satu dan kepada himpunan A ke B, maka kedua himpunan tersebut memiliki kardinalitas yang sama.
Himpunan Denumerabel
Jika sebuah himpunan ekivalen dengan himpunan \mathbb{N}, yaitu himpunan bilangan asli, maka himpunan tersebut disebut denumerabel. Kardinalitas dari himpunan tersebut disebut sebagai kardinalitas \mathfrak{a}.
Himpunan semua bilangan genap positif merupakan himpunan denumerabel, karena memiliki korespondensi satu-satu antara himpunan tersebut dengan himpunan bilangan asli, yang dinyatakan oleh 2n\,.
A = \{ 2,\, 4,\, 6,\, 8,\, ...\}
Himpunan Berhingga
Jika sebuah himpunan memiliki kardinalitas yang kurang dari kardinalitas \mathfrak{a}, maka himpunan tersebut adalah himpunan berhingga.
Himpunan Tercacah
Himpunan disebut tercacah jika himpunan tersebut adalah berhingga atau denumerabel.
Himpunan Non-Denumerabel
Himpunan yang tidak tercacah disebut himpunan non-denumerabel. Contoh dari himpunan ini adalah himpunan semua bilangan riil. Kardinalitas dari himpunan jenis ini disebut sebagai kardinalitas \mathfrak{c}. Pembuktian bahwa bilangan riil tidak denumerabel dapat menggunakan pembuktian diagonal.
Himpunan bilangan riil dalam interval (0,1) juga memiliki kardinalitas \mathfrak{c}, karena terdapat korespondensi satu-satu dari himpunan tersebut dengan himpunan seluruh bilangan riil, yang salah satunya adalah y=tan(\pi x - \frac{1}{2}\pi).
Fungsi Karakteristik
Fungsi karakteristik menunjukkan apakah sebuah elemen terdapat dalam sebuah himpunan atau tidak.
\chi_{A}(x) = \begin{cases} 1,\quad\mbox{jika } x \in A \\ 0,\quad\mbox{jika } x \notin A \end{cases}
Jika A = \{apel,\,jeruk,\,mangga,\,pisang\}maka:
χA(apel) = 1
χA(durian) = 0
χA(utara) = 0
χA(pisang) = 1
χA(singa) = 0
Terdapat korespondensi satu-satu antara himpunan kuasa \mathcal{P}(S)dengan himpunan dari semua fungsi karakteristik dari S. Hal ini mengakibatkan kita dapat menuliskan himpunan sebagai barisan bilangan 0 dan 1, yang menyatakan ada tidaknya sebuah elemen dalam himpunan tersebut.
Representasi Biner
Jika konteks pembicaraan adalah pada sebuah himpunan semesta S, maka setiap himpunan bagian dari S bisa dituliskan dalam barisan angka 0 dan 1, atau disebut juga bentuk biner. Bilangan biner menggunakan angka 1 dan 0 pada setiap digitnya. Setiap posisi bit dikaitkan dengan masing-masing elemen S, sehingga nilai 1 menunjukkan bahwa elemen tersebut ada, dan nilai 0 menunjukkan bahwa elemen tersebut tidak ada. Dengan kata lain, masing-masing bit merupakan fungsi karakteristik dari himpunan tersebut. Sebagai contoh, jika himpunan S = {a, b, c, d, e, f, g}, A = {a, c, e, f}, dan B = {b, c, d, f}, maka:
 Himpunan                            Representasi Biner
 ----------------------------        -------------------
                                     a b c d e f g
 S = { a, b, c, d, e, f, g }   -->   1 1 1 1 1 1 1
 A = { a,    c,    e, f    }   -->   1 0 1 0 1 1 0
 B = {    b, c, d,    f    }   -->   0 1 1 1 0 1 0
Cara menyatakan himpunan seperti ini sangat menguntungkan untuk melakukan operasi-operasi himpunan, seperti union, interseksi, dan komplemen, karena kita tinggal menggunakan operasi bit untuk melakukannya.
  • Operasi gabungan A \cup Bsetara dengan A or B
  • Operasi irisan A \cap Bsetara dengan A and B
  • Operasi komplemen AC setara dengan not A
Representasi himpunan dalam bentuk biner dipakai oleh kompiler-kompiler Pascal dan juga Delphi.

3.PELUANG KOMPLEMENT

Peluang Komplemen Suatu Kejadian
Misalkan S adalah ruang sampel dengan n ( S ) = n, A adalah kejadian pada ruang sampel S, dengan n ( A ) = k dan Ac adalah komplemen kejadian A, maka nilai n (Ac) = n – k, sehingga :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNYiivL6s4KAga4RrzkWHoclQX5aYpGvL3V7jQqcYtswJpit4sGzIyv4qQAYadxp1HMDnBASjBMuGqRpgIe2tRuFvgP9Sl2VcA6KIt-EysXenDfqg9toYww9cN45VO423fLH4W3dy1NIiR/s320/V43.png
Jadi, jika peluang hasil dari suatu percobaan adalah P, maka peluang hasil itu tidak terjadi adalah (1 – P).

C. Peluang Suatu Kejadian Majemuk
1. Gabungan Dua Kejadian
Untuk setiap kejadian A dan B berlaku : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNb1GwacGsOdxduB8MOYC9xkKsEDBScBFYN7zyMGmHqRG-aiPkrAzQqW6AyxI-2mM8Ktu7TGUu80eyqP0HfYeQtpAXvdqFGbSmo6hkX7ZI8q_0FUbvDusxC_ZfCLYObHteXLYaeadne34N/s320/V44.png

Catatan : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjlQwr8WK6s4Jp-domgS3L3JvnczISRUyx6q4yDG0uc7zr5PPkPwJTjPzDNoIvncNrlNNpKqBS7DzGiA5qlq3Ojiww35ZeDOCTqM3owiJCXdHpu0akwbLC1zMGiYxKEBzM8EqnmopGvJ0F-/s320/V45.pngdibaca “ Kejadian A atau B dan https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk_StmDx0oMjKTli3xG1X510ubBR1PQL4P_B3YEqo8SVt63WQ5n8p1FAHEKmR2bruLT5keGXTXvpKSoPi8-3Jar_18rWASdrJKR-3cSb0pQqQYf07D7CFPPy5FOdx4JMPriyP8vH3cWMC8/s320/V46.pngdibaca “Kejadian A dan B”

Contoh :
Pada pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian munculnya bilangan komposit dan B adalah kejadian muncul bilangan genap. Carilah peluang kejadian A atau B!
Jawab :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi3pwISmZqw2nCPNTHFWB3plmLmvh0V7vA7NwcJv9tJoo-x9_2rzj4zpzvwdvVI9nxI5sD-6_b9KCiQLBYGMMTN45M59_f9gSmELSvLOgHclVRanRLACiibZNRZqI5Cbs-wAObIMin0d0dH/s320/V47.png

2. Kejadian-kejadian Saling Lepas
Untuk setiap kejadian berlaku https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiW6wW94GyGddhPp888uompO58U-AZCdrrl0BKzhsIXaS-GqC6GiM1tcf_ulXeS_PGA4Q-nYUNBX17hipFf7MSB6c2hD49Q2HXC0em_goXOT1bMy4ul1MVDopgI7Ti3vr6PbbwQL5XK51GH/s320/V48.pngJika https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjib8eBwLcuv1SxGuI3wUC-H6cqCuQ1ehSFekVPo-t-lMBXmwmLVymbn9LS7L53z5aL3lRQW84yhKHy9FzWvzVJKAd6Y_xOz11_JAZ0itJlDloYnKOSMvTMvamrFi7r1pKgWzdqBbXmJF1R/s320/V49.png. Sehingga https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiGrNpHnEzOkFMhCklVw3gGHdEoPi9xgB6jhNWbGEu6QLCNlwyfMoPJ91PyEe5JSmmAa-oHyQ8NiOwvLPH_gXDXEQtBT0eNUSagSvMkCD-7VJvFrF1dZqSAIOmsxoOKp1BMRr9hehERXbVB/s320/V50.pngDalam kasus ini, A dan B disebut dua kejadian saling lepas.

3. Kejadian Bersyarat
Jika P (B) adalah peluang kejadian B, maka P (A|B) didefinisikan sebagai peluang kejadian A dengan syarat B telah terjadi. Jika https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjk_StmDx0oMjKTli3xG1X510ubBR1PQL4P_B3YEqo8SVt63WQ5n8p1FAHEKmR2bruLT5keGXTXvpKSoPi8-3Jar_18rWASdrJKR-3cSb0pQqQYf07D7CFPPy5FOdx4JMPriyP8vH3cWMC8/s320/V46.pngadalah peluang terjadinya A dan B, maka https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUo4kq9RX3-TlD6MMRVWGi1mMHRNXloK6VLu3EqQgAdnKBWxY4RRIAZlX96V7C_RFCEe6gcmiR412bMKF6C_QDkQPAsa6MHVce-0-yOLEii2sF95MvoYGX4zygPuxT3gfoK5omMt8FlDbZ/s320/V52.pngDalam kasus ini, dua kejadian tersebut tidak saling bebas.

4. Teorema Bayes
Teorema Bayes(1720 – 1763) mengemukakan hubungan antara P (A|B) dengan P ( B|A ) dalam teorema berikut ini : https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_QsKeCS9bZTcqBdUNo9bdIObpiyPeLuVBb90t1lbrj2kBj449yYsFh_YgkqBmavNSW-MK962WT0fz76mkUlTFz5GFqPyYqViVEV-J3-2A3b1qaI8Z092S9e5mHVzYkwbbkR90iwRM5Rzb/s320/V53.png

5. Kejadian saling bebas Stokhastik
(i) Misalkan A dan B adalah kejadian – kejadian pada ruang sampel S, A dan B disebut dua kejadian saling bebas stokhastik apabila kemunculan salah satu tidak dipengaruhi kemunculan yang lainnya atau : P (A | B) = P (A), sehingga:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNIEdIwMM72fruF0hjKZ37t57T_CZVOdz0Ro7meGu_QaZOIEaBgV8ZHsCv9_FCDW6F7QOK1ITHyFAqpaRHhY0eGifEsboOE9r5G-jO7JNVdlu9A-xZtLuNeAVOp3c03wI4m92JJ07nNDnA/s320/V54.png

D. Sebaran Peluang
1. Pengertian Peubah acak dan Sebaran Peluang.
Peubah acak X adalah fungsi dari suatu sampel S ke bilangan real R. Jika X adalah peubah acak pada ruang sampel S denga X (S) merupakan himpunan berhingga, peubah acak X dinamakan peubah acak diskrit. Jika Y adalah peubah acak pada ruang sampel S dengan Y(S) merupakan interval, peubah acak Y disebut peubah acak kontinu. Jika X adalah fungsi dari sampel S ke himpunan bilangan real R, untuk setiap https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVUp0ywgs6QgCyEfVwrWsI3EpqxZ2nWsHC9UmGa0uvmbDEwCHT1pbxJ2xgTD3d3a9jzcOLLCJX7z0LxsANlpD_C_IpBRHCOeouOSk7OZFf_KKgoEPEyuOdFOJv5eHTYDNvYQVfj5vTZ3Mm/s320/V55.pngdan setiap https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigGQUBbqrXfLMcrWjUfz8GIqfP5QvrbH8KBH4ypZJcYrq97SxApsxdMttWEQ8qUY7M1pxLXW2nfB0BMaOxoNnXfdkXEoqx0_lVxXBJpAREpt8XvrpMJ-gD3KNiN3jsZMNoEPK09yPE-ZwQ/s320/V56.pngmaka:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD1CzcfL_VVRJn9LtkhD-BcQwPS0AV8bCS54jac6P001WA27h8A2DExiA7PuQNoDQEXVUbRWEUNtzo2V-aL1-vXdXL2iNMMYPbI4RzfITx8NWuJ_aCyR7KfptawJ9BlC9ytGEfHqZ5nG8f/s320/V57.png

Misalkan X adalah peubah acak diskrit pada ruang sampel S, fungsi masa peluang disingkat sebaran peluang dari X adalah fungsi f dari R yang ditentukan dengan rumus berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJZJOlWZ9Vpx6s0w-dJGSLSLB6W-devEz5biaWaXwRO1_Sqv_zMK6ndMW5sQETUahxO3Tojs2QKtv3F0zwazwMzJO7U4lBZnpGqPMTAbqY8DBm_XHAN8sKXLpK2e2KpUYebVdw3uQeijnV/s320/V58.png

2. Sebaran Binom
Sebaran Binom atau Distribusi Binomial dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

undefined
Dengan P sebagai parameter dan https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLlsSwsdVzIQMWbgN8a_9QtBT6HYwFghARqyJymkYQzComDfatNzovuIBNcRjrrdI4kEX7Y2_vDdo7fG0LZqKkaJP4cBFcK1vNFgMGyBS60ex3fUqO5Z-0Ip0tt3Px9awWPaOE-5ZSqleM/s320/V60.png
Rumus ini dinyatakan sebagai:
undefineduntuk n = 0, 1, 2, .... ,n
Dengan P sebagai parameter dan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLlsSwsdVzIQMWbgN8a_9QtBT6HYwFghARqyJymkYQzComDfatNzovuIBNcRjrrdI4kEX7Y2_vDdo7fG0LZqKkaJP4cBFcK1vNFgMGyBS60ex3fUqO5Z-0Ip0tt3Px9awWPaOE-5ZSqleM/s320/V60.png

P = Peluang sukses
n = Banyak percobaan
x = Muncul sukses

0 komentar:

Posting Komentar

 
© 2011 INFO OKE | Except as noted, this content is licensed under Creative Commons Attribution 2.5.
For details and restrictions, see the Content License | Recode by Ardhiansyam | Based on Android Developers Blog