Sabtu, 02 Agustus 2014

Rayap Panama, Rayap Paling Ganas di Dunia


Rayap Panama, Rayap Paling Ganas di Dunia. Rayap pada umumnya merupakan hewan yang tidak terlalu membahayakan. Namun demikian ada juga rayap yang mematikan. Meski tubuhnya kecil, rayap Panama (Termes panamensis) berhasil mencetak rekor gigitan paling cepat di antara semua hewan yang ada di dunia. Rahangnya sanggup menggigit mangsa dengan kecepatan hingga 70 centimeter perdetik.

Bahkan, untuk merekam gerakan yang segitu cepat, para peneliti membutuhkan kamera dengan kemampuan merekam gambar 40.000 frame perdetik. Rayap Panama menggigit mangsa menggunakan sepasang capit di rahang yang secara ilmiah sering disebut mandible.

“Banyak serangga yang bergerak lebih cepat daripada kemampuan mata manusia untuk melihat, jadi kami tahu kalau butuh kamera kecepatan tinggi untuk merekam perilakunya,” ujar Marc Seid dari Institut Riset Tropis Smithsonian yang melaporkan hasil penelitiannya dalam jurnal Current Biology edisi 25 November. Meski demikian, ia mengaku tak menyangka secepat itu gigitan rayap Panama.

rayap panama

Dengan gigitan secepat itu, serangga tersebut mungkin dapat membinasakan mangsanya dalam sekali serang. Gigitan yang cepat juga menjadi alat pertahanan diri karena dengan ukuran tubuh yang kecil, rayap Panama harus mencari cara menghasilkan energi yang besar untuk melawan musuhnya.

Capit yang besar dan serangan yang cepat efektif untuk pertarungan jarak dekat. Hal tersebut sering dilakukannya dengan musuh-musuhnya karena rayap lebih banyak berkeliaran di gorong-gorong yang sempit dan tak cukup banyak ruang bergerak.

“Mereka sepertinya menyimpan energinya di mandible-nya namun kami masih belum tahu bagaimana mereka melakukannya. Itu menjadi pertanyaan berikutnya,” ujar peneliti lainnya Jeremy Niven.

sumber :http://www.hotmagz.com/2014/01/rayap-panama-rayap-paling-ganas-di-dunia.html
READ MORE - Rayap Panama, Rayap Paling Ganas di Dunia

Jenis Jenis Branjangan Menurut Daerah Asal yang Terdapat di Indonesia


     Sebelum membaca artikel saya ini saya harapkan untuk tidak terlalu percaya dengan artikel yang saya dapatkan dari berbagai sumber internet karna pada dasarnya semua burung, kita khususkan lagi yaitu burung Branjangan dari daerah manapun bagus terutama burung branjangan yang terdapat di indonesia. jika ada yang protes bahwa burung branjangan indonesia jelek berarti tidak mencintai negri ini.  allah telah menciptakan setiap mahluk hidup mempunyai kelebihan kelebihan yang beraneka ragam, jadi bersyukur lah karna allah telah memberikan kita sesuatu yang terbaik.
     Lanjutke Topic Branjangan, sudah tau pada tahu belum jika burung "Burung branjangan merupakan salah satu burung kicauan yang pandai menirukan suara burung lain, meskipun sesungguhnya suara alasan (lagu aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”.  Keistimewaan branjangan yang tidak dimiliki burung lain adalah kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di tempat)". Di alam bebas, burung ini suka terbang secara memanjat (terus membumbung ke atas) sembari berkicau sampai tidak terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur sampai di tanah.


Habitat
     Branjangan memiliki kerabat begitu banyak. Termasuk Alaudidae dengan 75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tanaman muda. Jika sudah musim berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret sampai Agustus, branjangan cepat sekali melakukan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.

     Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa jika musim tebang tebu dan musim petik kedelai, branjangan selalu muncul dan membuat sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.

    Burung branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir. Burung petengger (passerin) di atas batu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan mudah berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia adalah Mirafra Javanica.

   Ciri berdasar daerah asal

Saat ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang baik. Namun saat ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dan  Sumatra. kenapa burung branjangan banyak di daerah tersebut .
      Lihat lah gambar "PROFIL DAERAH SAWAH DI WILAYAH INDONESIA"
 saya tegaskan lagi : Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di kawasan tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, kawasan berbatu karang dan gunung pasir.

Di kalangan penghobi burung Indonesia, branjangan yang populer adalah yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya khususnya Jawa Tengah (Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates). Burung dari kawasan ini memiliki ciri-ciri yang disukai penggemar branjangan. Antara lain adalah mental yang baik, body yang besar dan volume suara yang keras dan variasi suara yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan.

Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, seperti Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat

Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila Branjangan adalah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul patent).

Branjangan dari daerah Sapan jika dilihat dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda jika dibandingkan dengan branjangan dari daerah Jawa Tengah yang dapat mencapai ukuran tubuh 12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.

Sementara itu branjangan dari Sri Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya tarik tinggi karena ciri fisik yang lebih besar dan memiliki warna dan pola batik yang lebih menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.
Ini gambar yang saya dapatkan juga di internet : 
Dari gambar di atas dapat kita perhatikan mif batikan yang beda beda dan warna kecerahan yang berbeda beda, tetapi tidak ada yang signifikan perbedaannya dari mana, berbeda dengan burung kicauan murai batu yang selama ini kita ketahui , terkecuali batikan branjangan di ukur dengan ukuran agar kita tahu jika ukuran sekian dari daerah ini dan ukuran sekian dari daerah sana, mungkin yang tahu identitas adalah mereka petualang yang kesana meari mencari keberadaan branjangan di daerah asalnya, dan pemikat .
Tidak ada kata hina untuk daerah asal, ingat kita itu bernegara , jika cuma masalah Branjangan kita berdebat dan berkelahi itu merupakan hal yang salah. RASIS NO . 

1 Hal yang wajib di ketahui : setiap burung branjangan mempunyai motif motif batikan yang sama bahkan berbeda beda, jadi kita pasti belum tau persis burung dari NTB, NTT, SUMATRA dan JAWA itu seperti apa, jika kita bukan petualang yang tahu keadaan branjangan daerah tersebut dan jadi pemikatnya.
Sumber :http://omkicau.com/artikel-lengkap/branjangan/
http://www.pu.go.id/publik/ind/produk/info_peta/content/pangan/profil.htm

Saya tunggu komentar dari teman teman penghobi burung branjangan, dan saya akan lanutkan artikel saya ini .
READ MORE - Jenis Jenis Branjangan Menurut Daerah Asal yang Terdapat di Indonesia
 
© 2011 INFO OKE | Except as noted, this content is licensed under Creative Commons Attribution 2.5.
For details and restrictions, see the Content License | Recode by Ardhiansyam | Based on Android Developers Blog